Tempat Wisata TerFaVorit

About Me

Foto Saya
Panorama NTB
Lihat profil lengkapku

DAFTAR ISI

Diberdayakan oleh Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Kamis, 01 September 2011
-000
DOMPU, GOMONG.COM – Kerudung muslimah khas mbojo, ”Rimpu”, memang patut dilestarikan di NTB. Selain unik dan bernilai estetika tersendiri, kerudung sarung ini, juga punya makna filosofi budaya yang tinggi.
”Meski teknologi sudah maju dan banyak pilihan busana modern, bukan berarti rimpu d
itinggalkan. Warisan budaya ini harus dipertahankan,” kata Bupati Dompu, H Bambang M Yasin, saat melepas parade sampela rimpu di Kota Dompu.
parade sampela rimpu saat membuka festival Lakey.(GOMONG.COM/P Nugraha)
Parade sampela rimpu, atau perempuan dengan kerudung rimpu, berjalan beriringan dari pendopo Bupati menuju Masjid Raya Baithurrahman Dompu, sekaligus sebagai pembuka event Festival Lakey, 3-5 Desember.
”Diluar perkiraan, target kita hanya seribu sampela rimpu, tapi yang ikut parade membludak hingga dua ribuan perempuan berbusana rimpu,” kata Bupati Bambang.
Rimpu merupakan kerudung dari bahan sarung. Motif umumnya kotak-kotak. Kain sarung dibentuk sedemikian rupa saat dikenakan membentuk rimpu.
Menurut Budayawan Dompu, Budi AH Rahman, rimpu merupakan busana tradisi turun temurun bagi masyarakat mbojo, Dompu dan Bima.
”Fungsinya sebagai penutup aurat bagi wanita, sama seperti kerudung,” katanya.
Hanya saja, rimpu mempunyai fungsi lain yakni sebagai penanda status pemakainya. Misalnya, rimpu yang menutup seluruh wajah dan hanya meninggalkan mata, itu dikenakan anak gadis atau perawan. Yang kelihatan seluruh wajah, dikenakan wanita yang sudah bersuami, sedangkan untuk wanita yang sudah berusia tua rimpu yang dikenakan membentuk kerucut di ujung salah satu sisinya.
Budi mengatakan, di sejumlah desa di Dompu, para wanita masih menggunakan rimpu dalam kesehariannya.
”Kami harapkan dengan event seperti ini, maka rimpu bisa kembali menjadi busana pilihan untuk kaum perempuan di Dompu ini, termasuk yang di perkotaan juga,” katanya.
Sementara itu, anggota Tim Penggerak PKK Dompu, Hj Dian H Rasyidin mengatakan, rimpu adalah kerudung khas yang mungkin hanya ada di NTB yakni di Dompu dan Bima.
”Karena itu rimpu ini harus dilestarikan, dan ini menjadi kebanggaan wanita NTB secara umum,” kata Dian yang juga menjadi peserta parade sampela rimpu.
Menurutnya, peran pemda juga sangat penting untuk kembali membumikan rimpu. Misalnya dengan membuat aturan untuk pegawai perempuan menggunakan rimpu pada hari-hari tertentu.(gra/SUMBAWA)