Tempat Wisata TerFaVorit
-
Suaka Margasatwa (SM) Tambora Selatan terletak di Kecamatan Sanggar, kabupaten Bima dan
-
Cagar Alam Pulau Sangiang terletak di Kecamatan Wera Kabupaten Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat
-
Pulau Moyo adalah sebuah pulau yang terdapat 2,5 km di sebelah utara Pulau Sumbawa. Pulau ini memiliki luas 330 km2, ketinggian maksimum ...
-
Nikmati Pesona Alam Kepulauan Sumbawa yang sangat beragam yang tentunya indah serta menarik, yang akan menambah
-
Cagar Alam Pedauh terletak di Desa Sekongkang, Kecamatan Jereweh, Kabupaten Sumbawa (mataram-poto tano-pedauh kendaraan darat 6,5 jam, matar...
-
Kawasan Cagar Alam (CA) Lambu termasuk ke dalam Desa Lambu, Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima (mataram-bima kendaraan udara 30 menit kemudian ...
-
A. Selayang Pandang Bagi umat Islam, bulan Rabiul Awal merupakan salah satu bulan mulia dan kedatangannya
-
1.MAKAM SAMPAR Letaknya tidak jauh dari kota Sumbawa besar, sekitar 1 km arah timur Dalam loka.
About Me
DAFTAR ISI
Diberdayakan oleh Blogger.
Rabu, 31 Agustus 2011
Taman Wisata Alam Pulau Satonda berada di wilayah Desa Nangamiro
Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu (Mataram – Labuhan Badas kendaraan darat 5 jam kemudian labuan badas-satonda kendaraan air 2 jam atau mataram-bima kendaraan udara 35 menit kemudian bima-dompu-labuan kenanga kendaraan darat 6 jam dilanjutkan labuan kenanga-satonda kendaraan air 15 menit). Pulau Satonda sebenarnya adalah sebuah Pulau Vulkanik (gunung berapi) yang timbul dari kedalaman 1000 meter. Luas Pulau Satonda 3 x 2 km² dan kaldera yang membentuk danau seluas 2 x 2 km² yang dikelilingi tebing dan bukti mencapai ketinggian 300 meter dpl, tebing sebelah timur terjal dan berbatu sehingga tidak dapat ditumbuhi tumbuh-tumbuhan.
Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu (Mataram – Labuhan Badas kendaraan darat 5 jam kemudian labuan badas-satonda kendaraan air 2 jam atau mataram-bima kendaraan udara 35 menit kemudian bima-dompu-labuan kenanga kendaraan darat 6 jam dilanjutkan labuan kenanga-satonda kendaraan air 15 menit). Pulau Satonda sebenarnya adalah sebuah Pulau Vulkanik (gunung berapi) yang timbul dari kedalaman 1000 meter. Luas Pulau Satonda 3 x 2 km² dan kaldera yang membentuk danau seluas 2 x 2 km² yang dikelilingi tebing dan bukti mencapai ketinggian 300 meter dpl, tebing sebelah timur terjal dan berbatu sehingga tidak dapat ditumbuhi tumbuh-tumbuhan.
Legenda Satonda
Saat memceritakan siapa dirinya dan bagaimana ia bisa menjadi seorang raja Tambora, wanita cantik jelita tersebut menangis dan memberitahukan bahwa dirinya adalah ibunya yang terpisah oleh bencana alam dengan Satonda (Raja) ketika ia masih kanak-kanak, dan ia tidak memperbolehkan sang Raja mempersunting dirinya.
Sang raja marah dan tidak mempercayai perkatakan wanita cantik jelita tersebut, dan ia tetap berkeinginan menikahinya. Tiba – tiba awan hitam datang bergulung – gulung disusul sambaran petir. Bumi berguncang keras, gunung Tambora meledak dengan kuatnya, guncangan bumi menimbulkan tsunami besar dan memisahkan daratan menjadi pulau-pulau kecil. Rupanya TUHAN murka tidak merestui keinginan sang Raja yang bersikukuh ingin mempersunting wanita cantik jelita tersebut yang ternyata adalah ibu kandungnya.
Tak jelas bagaimana nasib wanita jelita itu pasca bencana alam, namun sang Raja selamat terdampar dipulau kecil dan setiap hari waktunya habis oleh sesal tangis. Tetes air matanya terus mengalir bercampur genangan air di cekungan pulau yang lama kelamaan menjadi danau air asin, sesuai nama sang Raja danau di pulau kecil tersebut kemudian diberi nama danau air asin Satonda, demikian secarik Legenda danau Satonda sebagaimana diceritakan Abdul haris dalam bukunya Legenda Danau Satonda.
Sejarah TWAL Pulau Satonda
Hingga saat ini air mata Raja Satonda di Danau Satonda masih terbentang di 8o05’53’’ – 8o07’15’’ Lintang Selatan dan 117o43’59’’ – 117o45’27’’ Bujur Timur, di Taman Wisata Alam Pulau Satonda. Sementara di hadapannya (selatan) Gunung Tambora mengawasi dengan kawahnya yang menganga seluas 7,5 km.
Sejarah Kawasan
Satonda memang unik, dikarenakan keunikannya tersebut berdasar SK. Menteri Kehutanan Nomor : 22/Kpts-VI/1998 tanggal 7 Januari 1998, Pulau Satonda dan Perairan disekitarnya seluas 2.600 Ha terdiri dari daratan (453,70 Ha) dan luas perairan (2146,3 Ha). Secara administratif berada di wilayah Desa Nangamiro Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat dan mencakup batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut, sebelah utara dibatasi perairan satonda bagian utara, sebelah timur dibatasi Desa Labuhan Kenanga, sebelah selatan dibatasi perairan Selat Satonda dan sebelah barat dibatasi perairan Selat Belahan bagian utara.
Pulau Satonda merupakan sebuah pulau Vulkanik yang terletak di Laut Flores, 3 km dari semenanjung Sanggar atau 30 km dari Gunung Tambora yang berada di daratan Pulau Sumbawa yang letusannya begitu dahsyat menggegerkan dunia pada tanggal 15 April 1815 dimana debunya mengotori Atmosfir Bumi lebih kurang selama setahun dan menelan korban ± 90.000 jiwa.
Pulau Satonda tidak hanya menjadi incaran para wisatawan untuk datang berkunjung akan tetapi diincar oleh para pakar dari Manca Negara, ini dapat dilihat dari kunjungan–kunjungan yang dilakukan dalam rangka kegiatan penelitian untuk menguak misteri-misteri yang tersembunyi di dalam perut pulau yang mungil itu .
Para pakar yang pernah berkunjung ke Pulau Satonda antara lain :
- E.T. Degens, V. Ittekkot dan S. Kempe, November 1984 (Hamburg) .
- Professor D. Eisma 22 November 1984 .
- Professor Jozef Kazmierczak dan Dr. Stephan Kempe (Warsawa Hamburg) Desember 1986 dan 1995 .
- Professor How Kin Wong dan Uwe Selge, 4 Oktober 1986 dan masih banyak lagi yang belum disebut disini.
Menurut hasil penelitian Dr. Stephan Kempe (Universitas Hamburg) dan Prof. Dr. Jozef Kazmierczak (Universitas Warsawa) sesuai tulisan Masangan Losong dalam Haryadi dan Mujitahid (2003) menunjukan bahwa Pulau Satonda sebenarnya adalah sebuah Pulau Vulkanik (gunung berapi) yang timbul dari kedalaman 1000 meter. Luas Pulau Satonda 3 x 2 km² sedangkan kaldera yang membentuk danau 2 x 2 km² yang dikelilingi tebing dan bukit yang mencapai ketinggian 300 meter dpl, tebing sebelah timur terjal dan berbatu sehingga tidak dapat ditumbuhi tumbuh-tumbuhan. Data pasti tentang terjadinya letusan Gunung api Pulau Satonda tidak ada hanya dari dalamnya jurang erosional dalam lingkaran tuf diperkirakan letusan terjadi berpuluh-puluh ribu tahun lalu.
Akibat letusan itu terjadi kaldera yang membentuk sebuah danau yang menyerupai angka delapan, kawah yang besar di sebelah selatan berdiameter 950 meter sedangkan yang sebelah utara berdiameter 400 meter, kawah terdalam sekarang 69 meter dan pada kawah yang kecil dalamnya 39 meter dengan tingkat keasaman mencapai PH 7,08 – 8,27 dan temperatur air 28,3ºC – 39,0ºC. Pada awalnya air di dalam danau adalah air tawar (fres water) akan tetapi karena terjadinya perubahan pantai atau tsunami yang merupakan akibat dari letusan Gunungapi Tambora 15 April 1815 maka sekarang kita jumpai air danau Pulau Satonda terasa asin, jadi bukan karena adanya terowongan di bawah permukaan danau yang selama ini diperkirakan oleh kebanyakan orang
Sejarah terbentuknya Pulau dan Kawah
Danau air asinnya memancarkan aura mistis yang mampu menarik wisatawan mancanegara untuk mengunjunginya, karenanya danau Satonda lebih populer di Eropa, Thailand dan Australia di banding masyarakat nasional. Tidak hanya aura mistis danau satonda yang menjadi daya tarik wisatawan manca negara, Pulau Satonda mampu menarik ilmuwan kelas dunia untuk meneliti mempelajarinya. diantaranya Dr. Stephan Kempe (Universitas Hamburg) dan Prof. Dr. Jozef Kazmierczak (Universitas Warsawa) sesuai tulisan Masangan Losong dalam Haryadi dan Mujitahid (2003) menunjukan bahwa Pulau Satonda sebenarnya adalah sebuah Pulau Vulkanik (gunung berapi) yang timbul dari kedalaman 1000 meter. Luas Pulau Satonda 3 x 2 km² dan kaldera yang membentuk danau seluas 2 x 2 km² yang dikelilingi tebing dan bukti mencapai ketinggian 300 meter dpl, tebing sebelah timur terjal dan berbatu sehingga tidak dapat ditumbuhi tumbuh-tumbuhan. Belum diketahui dengan pasti terjadinya letusan Gunung api Pulau Satonda, hanya dari dalamnya jurang erosional dalam lingkaran tuf diperkirakan letusan terjadi berpuluh-puluh ribu tahun lalu.
Akibat letusan itu terjadi kaldera yang membentuk sebuah danau yang menyerupai angka delapan, kawah yang besar di sebelah selatan berdiameter 950 meter sedangkan sebelah utara berdiameter 400 meter, kawah terdalam sekarang 69 meter dan pada kawah yang kecil dalamnya 39 meter dengan tingkat keasaman mencapai PH 7,08 – 8,27 dan temperatur air 28,3ºC – 39,0ºC. Pada awalnya air di dalam danau adalah air tawar (fresh water) akan tetapi karena terjadinya perubahan pantai atau tsunami yang merupakan akibat dari letusan Gunung api Tambora 15 April 1815 maka sekarang kita jumpai air danau Pulau Satonda terasa asin, bukan karena adanya terowongan di bawah permukaan danau yang selama ini diperkirakan kebanyakan orang.
Letaknya yang strategis di jalur laut wisata Pulau Bali, Pulau Moyo dan Pulau Komodo serta potensi sumber daya alam hayati dan keindahan panorama alam yang unik Pulau Satonda sangat berpotensi dikembangkan sebagai obyek wisata alam yang dapat memberikan Pendapatan Asli Daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupannya.
Apa yang akan anda dapat di TWA Pulau Satonda ? (Trip at Satonda Island)
Bagi anda yang menyukai bertualang di daratan, perjalanan darat dari Mataram Lombok – Kempo Kab. Dompu - Labuan kenanga Kab. Dompu menjadi alternatif menarik bagi petualangan anda. Di sepanjang perjalanan kempo menuju Desa Nangamiro atau Labuan Kenanga anda akan anda saksikan kondisi sisa – sisa ledakan Gunung Tambora. Lahar dingin yang meleleh di hampir daratan dihiasi batu – batu besar yang bertebaran tersa begitu hebatnya ledakan Tambora saat itu, sementara proses suksesi terlihat hampir di sebagian besar daratan. Di beberapa titik daratan, peradaban nampak berangsur sedikit demi sedikit membangun kejayaan sebagaimana peradaban sebelumnya pernah jaya sebelum disapu bersih ledakan gunung Tambora. Mengakhiri perjalanan darat anda menuju desa Nangamiro/labuan Kenanga perjalanan menuju Danau Satonda dilanjutkan dengan perjalanan laut selama 15 menit menggunakan perahu kayu masyarakat setempat.
Disepanjang perjalanan laut jika anda beruntung anda akan menyaksikan ikan–ikan besar seperti tongkol dan Baracuda berlompatan memburu ikan–ikan kecil yang melimpah di perairan laut Satonda. Sementara jika anda mengitari pulau di saat ombak tenang, dibening perairan pantai timur–selatan, utara-timur dapat anda saksikan hamparan karang meja besar dan luas dihiasi karang–karang lunak dan keras lainnya diantaranya Acroporidae, Favidae, Xenia sp, Sarcophyton sp, Labophyton sp, Hetractris crispa, Nephtea sp, Capnella sp, Lemnalia sp, dan Astrospicularis sp. sedang di pantai barat tepat di hadapan gerbang utama hamparan karang lunak tumbuh hingga hampir pesisir pantai, pemandangan eksotis kekayaan laut berbagai ikan hias (ornamental fish) serta penyu sisik (Eretmochelys imricata) dapat dinikmati bersnorkling di pantai selatan yang relatif berombak tenang, demikian halnya diving baik siang atau pun malam hari.
Puas dengan kekayaan lautnya, anda dipersilahkan beranjak ke daratan pulau Satonda. Di daratan, wilayah gerbang utama anda akan disambut teriakan monyet – monyet abu yang terlihat mendekam berkelompok di pepohonan yang banyak ditutupi tumbuhan merambat. Melangkah sedikit di jalan setapak menuju bibir bukit, dipersimpangan anda akan diberi tiga pilihan perjalanan menuju danau, punggung bukit barat atau punggung bukit timur ?
Jika anda memilih arah kiri, anda akan melakukan treking menuju punggung bukit barat, aneka jenis kupu – kupu dan serangga akan nampak beterbangan dihadapan kita, sambil melanjutkan perjalanan menuju dataran lebih tinggi di samping kanan anda sedikit demi sedikit danau Satonda menampakkan dirinya, sementara burung raja udang, srigunting, dan lainnya terdengar berkicau sahut menyahut dan hinggap berpindah dari ranting ke ranting. Tepat di bawah pohon Pulai (Alstonia shcolaris) besar anda dapat menghentikan perjalanan anda dan disuguhkan pemandangan terbuka Danau Satonda yang terlihat menyerupai angka delapan. Dari sini anda bisa kembali ke persimpangan atau melanjutkan perjalanan anda menembus semak untuk menjumpai gunungan sarang burung gosong (Burung Megapodius/Megapodius reinwardtii) atau jika beruntung dan langkah anda mengendap–endap anda akan melihat rusa-rusa timor (Cervus timorensis) duduk beristirahat berteduh dirindang semak belukar.
Jika anda memilih arah kanan persimpangan, anda akan melakukan treking menuju punggung bukit timur, tepat disamping kiri terdapat pohon besar Asam jawa (Tamarindus indica) yang jika disiang hari akan terlihat dihinggapi burung-burung yang berteduh namun tak berhenti mencicit. Dipersimpangan ini pula jika kehadiran anda tidak disadari satwa, anda akan menjumpai kelompok burung gosong melintas, ayam hutan (Gallus gallus), atau pergam hijau yang hinggap di pohon mati/kanopi terbuka, kepodang, tekukur, burung puyuh dan lainnya. Melanjutkan perjalanan anda, aneka jenis kupu – kupu dan serangga akan nampak pula beterbangan dihadapan kita. Bergerak menuju dataran lebih tinggi, tak jauh dari persimpangan masih di jalan setapak akan anda dapatkan semak yang terbuka dan tanahnya penuh dengan tebaran aneka ukuran jejak kaki rusa. Jika anda berkenan, anda dapat terus mengikuti jejaknya menerobos naik ke atas menuju dataran lebih tinggi di bukit timur, semakin ke dalam anda akan dapatkan semakin banyak jejak-jejak kaki rusa dan jalur teratur yang sering digunakannya, sementara di beberapa titik wilayah di bawah rindang tegakan nampak bekas-bekas patahan hijauan muda dan taburan kotoran rusa, sementara itu gunungan sarang burung gosong akan anda dapatkan lebih banyak. Jika anda terus bergerak hingga anda lepas dari rimbunan pepohonan dan semak belukar anda akan disuguhkan savana terbuka dan jika anda datang di waktu tepat dan beruntung anda akan dapatkan rusa-rusa merumput atau berlari bersembunyi di balik semak dan turun menuju punggung bukit timur menuju arah pantai timur. Namun jika anda tidak mendapatkan mereka disana, sambil duduk beristirahat di padang rumput peluh keringat anda akan tergantikan oleh pemandangan landscap terbuka bukit dan Danau Satonda.
Jika anda mengambil jalan lurus di persimpangan, anda akan langsung disuguhkan bentang danau Satonda. Di sini anda bisa memilih sendiri aktifitas apa yang hendak anda lakukan, namun umumnya orang akan cukup puas dengan hanya memandang bentangan Danau Satonda yang kadang berwarna biru atau hijau, di balik kejernihan airnya anda akan melihat satu jenis ikan – ikan kecil yang bertahan hidup di danau satonda. Sementara di perairan danau akan anda lihat bangau putih / abu, itik – itik liar berenang kesana kemari menyelam kemudian menyembul kepermukaan danau yang di NTB hanya hidup di danau satonda,.
Sementara jika anda sabar menunggu di tepian danau berupa hamparan karang mati dihiasi ganggang hijau, di keheningan akan terpecah oleh nyalak Rusa jantan memanggil rusa betina atau anak rusa memanggil induknya, mendongak ke atas elang Bondol (Haliastur indus) atau elang laut terbang mengitari danau.
Profil Kawasan
Keadaan topografi Pulau Satonda berbukit-bukit, dengan ketinggian yang bervariasi antara 300 – 350 m dpl. Adapun bagian tengah merupakan dataran rendah dengan bentuk topografi relatif datar atau berupa cekungan. Pembagian topografi selengkapnya antara lain :
- Daerah bagian timur yang memanjang ke selatan mencakup luas wilayah lebih kurang separuh dari luas wilayah Pulau Satonda mempunyai bentuk topografi mulai dari datar (0 – 8%), landai (8 – 15%), hingga agak curam/ sedang (15 – 25%).
- Daerah bagian barat yang memanjang ke utara mempunyai bentuk topografi mulai dari bergelembung sedang (15-25%) sampai wilayah yang memiliki kelerengan curam (25-45%).
- Daerah bagian tengah yang dikelilingi oleh kedua bentuk kelerengan tersebut di atas merupakan daerah rendah dengan topografi relatif datar atau berupa cekungan yang membentuk danau (0-8%).
Keadaan perairan di TWA Pulau Satonda mempunyai dasar perairan yang landai dengan patchy-patchy terutama di bagian selatan dan timur, serta curam pada bagian utara dan bagian barat pulau. Wilayah dasar perairan yang dangkal umumnya ditumbuhi berbagai jenis koloni karang dengan pola penyebaran yang bervariasi antara mengelompok dan patchy coral serta merupakan habitat berbagai biota karang. Selain itu di bagian antara koloni karang yang kosong merupakan substrat berpasir sedikit berbatu. Kawasan ini memiliki potensi yang cukup tinggi terutama keindahan bawah lautnya dimana terdapat berbagai jenis terumbu karang dan ikan hias yang beranekaragam. Berbagai jenis karang yang terdapat di kawasan ini yaitu Acroporidae, Favidae, Xenia sp, Sarcophyton sp, Labophyton sp, Hetractris crispa, Nephtea sp, Capnella sp, Lemnalia sp, dan Astrospicularis sp. Selain itu juga terdapat penyu sisik (Eretmochelys imricata) dan berbagai ikan hias (ornamental fish). Sedangkan jenis flora yang ada yaitu ketapang (Terminalia catappa), waru laut (Hibiscus tiliaceus), pandan laut (Pandanus tectorius), nyamplung (Calophyllum inophyllum), beringin (Ficus sp), Mentigi (Pempis sp) dan asam (Tamarindus indica).
Di sebelah utara bagian barat, sebelah selatan dan di sebelah selatan bagian timur dapat dijadikan sebagai blok pemanfaatan karena topografinya cenderung landai (0-8%) dan vegetasinya jarang. Sedangkan bagian barat dan utara bagian timur dapat dijadikan sebagai blok perlindungan karena memiliki tingkat kelerengan yang cukup tinggi (15-45%) dan memiliki vegetasi yang cukup rapat.
Mata pencaharian penduduk di sekitar pulau yaitu sebagian besar sebagai nelayan dan sebagian lainnya sebagai petani dan usaha jasa/dagang
Topografi
Kondisi topografi Pulau Satonda pada umumnya berbukit - bukit, dengan ketinggian yang bervariasi antara 300 - 350 meter dari permukan laut. Adapun bagian tengah merupakan dataran rendah dengan bentuk topografi relatif datar atau berupa cekungan.
Pembagian topografi selengkapnya sebagai berikut :
- Daerah bagian timur yang memanjang ke selatan mencakup luas wilayah lebih kurang separuh dari luas wilayah Pulau Satonda mempunyai bentuk topografi mulai dari datar (0-8%), landai (8-15%) sampai agak curam/sedang (15-25%).
- Daerah bagian barat yang memanjang ke utara mempunyai bentuk topografi mulai dari bergelembung sedang (15-25%) sampai wilayah yang memiliki kelerengan curam (25-45%).
Daerah bagian tengah yang dikelilingi oleh kedua bentuk kelerengan tersebut di atas merupakan daerah rendah dengan topografi relatif datar atau berupa cekungan yang membentuk danau (0-8%)
Bagaimana cara mencapai TWA Satonda?
- Mataram – Bima, kendaraan udara (35 menit)
- Bima – Dompu – Labuhan Kenanga, kendaraan darat (6 jam)
- Labuhan Kenanga – Satonda, kendaraan air (15 menit)
- Mataram – Labuhan Badas, kendaraan darat (5 jam)
Sumber : http://mount-tambora.net